Rumput laut yang juga dikenal dengan nama gulma laut adalah tumbuhan yang berupa kelompok alga atau pun lamun yang hidup di daerah pesisir dan laut. Rumput laut merupakan sumber daya hayati yang mulai banyak diteliti untuk menemukan berbagai manfaat bagi kehidupan manusia. Berdasarkan penelitian, rumput laut atau dalam bahasa Inggris disebut seaweed, mengandung banyak nutrisi yang berguna untuk kesehatan.
Secara umum, dalam rumput laut terdiri dari 27,8% air; 5,4% protein; 33,3% karbohidrat; 8,6% lemak; 3% serat kasar, dan sisanya abu sekitar 22,25%. Selain itu, kandungan gizi rumput laut juga sangat melimpah. Asam amino, vitamin A,B,C,D,E, & K serta kandungan kalsium, magnesium, dan juga natrium terdapat di dalamnya dengan potensi 10-20 kali lipat dari tumbuhan darat.
Menurut berbagai laporan ilmiah, rumput laut bermanfaat untuk mencegah penyakit kanker, mencegah penyakit stroke, mencegah gejala osteoporosis, sebagai anti oksidan, bahan suplemen dan obat, serta digunakan dalam program diet.
Budidaya Rumput Laut di Indonesia
Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi produsen rumput laut dunia. Di Indonesia, daerah penghasil rumput laut terbesar diantaranya: Bali, Papua, Maluku, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timut, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan lainnya.
Di Indonesia, pemberdayaan rumput laut telah dimulai sejak tahun 1985. Beberapa metode yang dugunakan antara lain: metode dasar, metode dasar lepas, dan metode rakit. Metode dasar (bottom method) di dalam tambak yaitu menebarkan bibit pada dasar tambak, sedangkan metode dasar lepas dilakukan dengan cara mengikat bibit rumput laut pada tali ris (ropeline) yang selanjutnya tali tersebut diikatkan pada patok-patok atau juga pada rakit.
Sementara teknik atau metode rakit (floating rack method) adalah pembudidayaan rumput laut dengan cara meletakkan bibit di dalam rakit. Selain itu ada juga metode rawai (longline method). Jadi untuk budi daya rumput laut tersebut, yang dibutuhkan adalah membangun tambak perairan pesisir, kualitas air laut yang bagus, serta bibit rumput laut.
Dalam proses budidayanya, diawali dengan penanaman bibit; pemupukan yang banyak mengandung nitrogen, phosphat, dan kalium; tahap perawatan; dan tahap terakhir adalah pemanenan dan pasca panen.
Proses Pengolahan Rumput Laut
Setelah tahap pemanenan selesai, dilanjutkan dengan proses pengolahan rumput laut. Rumput laut yang dipanen kemudian dibersihkan untuk memisahkan material yang tak diinginkan seperti pasir, kerang, atau sampah lainnya. Pembersihan tersebut biasanya dilakukan dengan cara diayak-ayak. Selanjutnya adalah tahap penjemuran.
Setelah agak kering rumput laut dicuci dengan air tawar atau air laut. Untuk keperluan konsumsi, misalnya sebagai bahan agar-agar atau manisan, rumput laut dicuci dengan air tawar. Sedangkan bila digunakan sebagai bahan baku industri non konsumsi, misalnya keraginan (pembuatan gel), rumput laut dicuci dengan air laut.
Tahap berikutnya adalah penjemuran kembali hingga kadar air mencapai 25%. Selanjutnya dibersihkan lagi dengan cara diayak. Dan terakhir adalah pengepakan dalam kemasan karung atau plastik untuk dijual ke pengepul dengan harga fluktuatif antara Rp 10.000 – Rp 20.000,- per kiligram.
Produk Olahan Rumput Laut
Di tingkat industri, pengolahan rumput laut digunakan untuk pembuatan kosmetik, pembuatan tepung, bahan campuran gel kapsul, bioenergi, campuran bahan makanan ringan dan sebagainya. Sementara bagi usaha kecil, rumput laut umumnya diolah menjadi jelly, manisan, bahan masakan, dodol, puding, campuran selai, dan lainnya.
Komentar
Posting Komentar