Sate merupakan salah satu jenis kuliner yang cukup populer di seluruh penjuru dunia, apalagi di Indonesia, makanan ini banyak dipakai sebagai menu andalan para pengusaha rumah makan. Pada postingan kali ini, situs kerjausaha.com tidak akan mengajak anda untuk mencermati usaha kuliner sate, tetapi sekilas mendeskripsikan tentang peluang menjanjikan terkait dengan sate, yakni pembuatan katik tusuk sate. Bagaimana caranya memulai bisnis produksi tusuk sate tersebut? Berikut sekilas rangkumannya.
1. Lakukan Analisa Usaha
Hal pertama yang wajib anda kerjakan adalah melakukan analisa yang cermat tentang seberapa besar peluang usaha pembuatan tusuk sate di daerah anda. Mulailah memperkirakan tentang seberapa besar pangsa pasar di wilayah anda, adakah sumber bahan baku (bambu) yang mencukupi, dan bagaimana cara anda memasarkan produk tersebut.
Bila menurut anda, pangsa pasar produk tusuk sate cukup menjanjikan di wilayah anda, kemudian bahan bakunya mudah anda peroleh, serta anda telah memiliki gambaran siapa saja target-target konsumen yang akan anda tuju, maka silahkan lanjut ke tahap berikutnya.
2. Pengadaan Alat, Bahan dan Proses Produksi
Untuk memproduksi tusuk sate tidaklah terlalu sulit. Yang perlu anda persiapkan adalah bahan baku bambu, paket mesin pembuatan tusuk sate yang umumnya terdiri dari satu unit mesin pemotong bambu, satu unit mesin pencacah bambu, mesin peruncing, dan mesin serut (penghalus tusuk sate). Harga satu set komplit mesin pembuat tusuk sate tersebut sekitar 20-30 juta rupiah tergantung kapasitas produksinya.
Selanjutnya adalah penyediaan bahan baku, yakni bambu tua yang berdaging tebal. Dalam proses produksi, ada beberapa tahapan yang dilakukan. Pertama pemotongan bambu dengan panjang sekitar 20 cm, pembelahan bambu, penyesuaian atau penipisan bambu, penyerutan (pembulatan 2-3 mm), pengeringan di bawah mentari atau oven, peruncingan, penghalusan, dan pengemasan.
Harga jual untuk tusuk sate biasanya dijual dalam kemasan plastik dengan harga sekitar 5.000 rupiah atau juga ada yang menjual dengan paket per kilogram sekitar 12-15ribu rupiah. Dalam proses produksinya, bahan baku bambu yang total beratnya 1,5 ton bisa menghasilkan 1-1,2 ton tusuk sate siap jual. Menurut beberapa pengusaha yang telah menggeluti usaha rumahan ini, rata-rata keuntungan bersih yang bisa diperoleh adalah sekitar 10-20 persen dari omset penjualan.
3. Promosi dan Pemasaran
Setelah proses produksi dapat Anda lakukan dengan baik dan berkwalitas, maka langkah selanjutnya adalah pemasaran. Target utama bisnis rumahan ini menyasar pada pengusaha-pengusaha kuliner sate, sosis rumahan, dan sebagainya.
Selain itu, untuk memperbesar pangsa pasar, maka promosi ke toko-toko kelontong dan mini market harus anda lakukan. Kemaslah produk tusuk sate anda dengan kemasan plastik yang telah di-seal (segel) agar lebih aman dan terjamin higienisnya.
4. Kendala dan Tips Usaha
Apa saja kendala dan tantangan membuka usaha pembuatan tusuk sate? Setiap pengusaha yang terjun ke bisnis ini ternyata menghadapi masalah yang berbeda-beda. Ada yang kesulitan mendapatkan bahan baku, ada yang mengalami kesulitan dalam permodalan, dan ada pula yang sulit dalam hal pemasaran.
Hal ini karena kondisi pasar yang berbeda-beda di masing-masing daerah. Untuk meningkatkan omset penghasilan anda, maka hasil sisa bambu yang berukuran pendek sebaiknya diolah kembali menjadi tusuk gigi, stick es krim, sumpit dan sejenisnya.
Komentar
Posting Komentar