Salah satu panganan kuliner yang banyak dijadikan sebagai oleh-oleh saat bepergian keluar kota adalah kacang mede. Kacang mede atau kacang mete atau kacang mente merupakan olahan camilan dari biji jambu monyet (Anacardium occidentale). Sebenarnya kacang mete bukanlah kacang asli, tetapi dalam ilmu Biologi adalah sebuah biji yang dikelilingi cangkang ganda yang menghasilkan getah urushiol yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Dalam dunia tata boga, sering disebut kacang karena bentuknya yang mirip dengan kacang. Rasanya yang enak dan gurih membuat panganan ini terkenal, bahkan juga wisatawan luar negeri sangat menyukai kacang mede.
Kacang mede banyak mengandung karbohidrat, mineral, lemak dan juga tentunya protein nabati. Meskipun kandungan lemak dalam kacang mete mencapai 80%, namun lemak tersebut termasuk lemak tak jenuh yang tidak mengganggu kesehatan tubuh. Malah sebaliknya justru disebut sebagai lemak yang baik karena dapat membantu dalam menurunkan kadar kolesterol di dalam tubuh sehingga sehat untuk jantung dan mudah dicerna.
Jika kita bandingkan antara kandungan lemak jenuh yang terdapat pada kacang-kacangan lain seperti almond dan kenari, ternyata kacang mete mengandung lebih sedikit sehingga aman dikonsumsi bagi orang yang tengah melakukan program diet sehat.
Jika kita berkeliling Nusantara maka tanaman ini dapat kita jumpai di berbagai pelosok negeri di Indonesia khususnya di daerah yang agak kering, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, Lampung, Bali, Nusa Tenggara, dan juga pulau Sulawesi, tepatnya di Kendari (Sulawesi Tenggara).
Sebagai salah satu sentra komoditi kacang mete terbaik, produk olahan kacang mete asal Kendari tak hanya berhasil menembus pangsa pasar nasional saja, tetapi juga telah merambah ke luar negeri, seperti India dan Vietnam. Di pasaran, harga satu kilogram kacang mete sangat beragam dan fluktuatif, tergantung ketersediaan stok dan tentunya jenis kualitas mete tersebut (kacang mete super dan biasa).
Namun, rata-rata harga kacang mete yang masih mentah (belum diolah) sekitar Rp 60.000 – Rp 80.000 per kilogram. Sementara kacang mete yang sudah diolah berkisar Rp 90.000 – Rp 100.000 untuk setiap kilogramnya, dan biasanya akan naik drastis saat musim lebaran.
Jika di seputaran wilayah anda terdapat perkebunan jambu monyet, dan anda tertarik menggeluti bisnis ini, maka langkah awal yang harus anda lakukan adalah memahami proses pengolahan biji jambu monyet ini. Sebelum dimasak, biji jambu mede tersebut dijemur sekitar 2-3 hari hingga kadar air tersisa 5%.
Kemudian dilakukan pengupasan kulit, dan setelah biji bersih, dilanjutkan kembali dengan proses pengeringan hingga kadar air menjadi 3%. Setelah itu bisa diolah untuk dijadikan cemilan, misalnya digoreng ataupun dipanggang. Faktor kesuksesan menjalankan bisnis ini terletak pada kualitas rasa kacang mete yang anda produksi. Berikut disajikan contoh resep pembuatan kacang mete yang diolah dengan cara dipanggang.
Bahan-bahan: kacang mete 250 gr, margarin 50 gr, dan keju 2 sendok makan, serta bawang putih cincang.
Cara membuatnya:
Lelehkan margarin bersama mentega, serta cincangan bawang putih, aduk hingga merata. Angkat lalu campurkan pada kacang mete bersama taburan parutan keju. Setelah itu, oven dalam suhu 180 derajat celcius selama 10 menit. Keluarkan dari oven, dinginkan dan cicipi rasanya.
Lakukan trial & error untuk memperoleh rasa yang khas. Bandingkan rasanya dengan produk-produk sejenis. Anda akan tahu kelebihan dan kekurangan karya anda. Salam kerja & usaha!!!
Komentar
Posting Komentar